Bisniscorner.com – Sudah empat kali perayaan ibadah Paskah sejak tahun 2018, Kesi, 41 dan suaminya Adiyanto, 51, menjadi orang yang paling bertanggung jawab menjaga kebersihan gedung gereja dan lingkungan Gereja HKBP Ciputat, di Jalan Kampung Maruga, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).
Sama seperti perayaan Paskah
dan perayaan ibadah keagamaan lain di gereja
sebelum-sebelumnya, pasangan suami istri asal Tegal ini, menjadi satu
-satunya pasangan suami istri yang memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan
Gereja HKBP Ciputat.
“Awalnya saya berjualan
di emperan Ragunan, kemudian ada jemaat Gereja HKBP Ciputat ini mengajak saya
bekerja untuk bersih-bersih di Gereja HKBP Ciputat ini. Ya, sampai sekarang
akhirnya betah sudah 3 kali Natal,” ungkap Kesi wanita asal Tegal, Jawa
Tengah ditemui di Gereja HKBP Ciputat,Jumat 2 April 2021.
Ibu dua anak ini pun mengaku
senang, bisa membantu kegiatan keagamaan umat Kristen Batak, dengan
mempersiapkan seluruh ruang ibadah dan kebersihan setelah tamu Gereja selesai
ibadah.
Selama bekerja Kesi mengaku
tak terkendala hal apapun, untuk tetap melaksanakan ritual salat dan kegiatan
agama Islam yang dia dan keluarganya anut selama bertugas menjaga gereja. “Kalau
salat malah sering saya diingatkan pengurus gereja untuk salat tepat waktu.
Kalau sedang puasa Ramadhan, tamu-tamu disini suka memberikan saya takjil,
kasih paket sembako,” kata dia.
Menurut Kesi, sejak tahun 2018
dia tinggal menjaga Gereja HKBP Ciputat, hampir semua jemaat Gereja tersebut,
tahu dirinya muslim. Dia pun sangat paham bertemu dengan tamu-tamu Gereja yang
beda agama, adat dan kebudayaan.
“Semua tahu keluarga saya
muslim. Makanya kalau mereka ada makanan yang engga halal, mereka bilang saya,
ini jangan. Engga halal soalnya. Kalau makanan halal pasti mereka kasih
saya,” ucap dia.
Kesi menceritakan, awal mula
dirinya dan keluarga tinggal menjaga keamanan dan lingkungan gereja. Dari seorang
jemaah Gereja HKBP Ciputat, yang merupakan langganan usaha warung nasi nya di
Ragunan, merasa iba terhadap dia dan anaknya. Saat itu, jemaah tersebut
mengajaknya bekerja menjadi juru bersih dan suaminya Adiyanto menjaga keamanan
Gereja.
“Katanya dia kasihan sama
anak saya. Karena engga punya teman main, terus waktu itu kami engga punya
tempat tinggal dan tidur ditrotoar, jadi diajak bekerja di gereja ini,”
ungkapnya.
Kemi mengakui, selama bekerja
membersihkan dan menjaga Gereja, tidak pernah ada hal yang menyinggungnya dalam
beribadah dan hidup bersosial.
Menurut dia, meski terdapat
perbedaan dalam keyakinan kami dan keluarga serta pengurus dan tamu-tamu gereja
saling sayang dan menghargai.
“Sama-sama saja. Engga
ada perbedaan yang bagaimana. Kita sama-sama tahu dan saling menghormati dan
menjaga kebersamaan jadi engga pernah ada kesalah pahaman. Saya Jawa mereka
Batak, beda. Tapi nyaman sama-sama,” ucap dia. (Han)