Bisniscorner.com – Memiliki rambut yang sehat dan indah tentunya menjadi dambaan setiap insan. Rambut memiliki banyak fungsi pada manusia, di antaranya melindungi kepala dari paparan sinar ultraviolet, memproduksi sebum, keringat dari kelenjar apokrin dan feromon, serta mengatur suhu tubuh (termoregulasi). Rambut juga memainkan peran penting dalam interaksi sosial, sebagai daya tarik seksual ataupun kosmetik, serta dapat membantu mengidentifikasi individu secara visual.
Kata banyak orang, rambut adalah
mahkota kepala. Namun, bagaimana jika mahkota itu tak seperti yang kita damba?
Ada berbagai masalah rambut yang kerap membuat seseorang tak percaya diri.
Misalnya, rambut rontok hingga mungkin pitak atau botak di kulit kepala.
Pitak pada kepala bisa dialami
siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, tak peduli tua ataupun muda.
Ternyata, kepitakan pada kepala bisa disebabkan berbagai macam hal. Paling umum
akibat dari kerontokan rambut. Kondisi rambut yang terus menerus rontok karena
stres berlebih sangat mungkin menyebabkan seseorang mengalami botak atau pitak.
Dermatologis ZAP dr. Eyleny
Meisyah Fitri, SpKK mengatakan, pertumbuhan rambut merupakan proses siklus
berkelanjutan yang terdiri dari fase pertumbuhan dan pigmentasi folikel rambut
(anagen selama 2-6 tahun), regresi atau involusi folikel rambut (katagen 2-3
minggu), lalu memasuki fase istirahat (telogen 2-3 bulan) yang ditandai
berhentinya pertumbuhan rambut diikuti terlepasnya folikel rambut (eksogen).
Durasi setiap fase dipengaruhi oleh lokasi rambut, status nutrisi dan hormonal,
serta usia setiap individu. Rambut di kulit kepala tumbuh lebih panjang
daripada rambut di bagian tubuh lain karena fase anagennya lebih panjang.
Banyak individu yang mengalami
kerontokan rambut akibat kondisi telogen effluvium, yakni penghentian prematur
fase anagen (pertumbuhan) folikel rambut, yang mengakibatkan peningkatan jumlah
folikel rambut pada fase telogen (istirahat), sehingga menyebabkan kerontokan
rambut (club hair) yang berlebihan. Telogen effluvium dapat berlangsung akut
atau kronik. Pada keadaan akut umumnya terjadi 2-4 bulan setelah kejadian
penyebab, misalnya pascamelahirkan (keadaan normal/fisiologis), pascademam,
pascaoperasi, diet ketat, atau konsumsi obat-obatan, misalnya obat
antikoagulan, antitiroid, antikejang, dsb. Pada keadaan kronik, kerontokan
dapat terjadi hingga 6 bulan lebih dengan penyebab yang diketahui ataupun tidak
(idiopatik).
Keluhan lainnya terkait
kerontokan rambut yakni alopesia androgenetik (AGA), merupakan kebotakan rambut
yang disebabkan kerentanan folikel rambut terhadap hormon androgen yang
mengakibatkan miniaturisasi progresif folikel rambut disertai pemendekan fase
anagen pada pria dan wanita yang memiliki kecenderungan genetik (faktor
keturunan). Frekuensi dan keparahan AGA meningkat seiring bertambahnya usia.
Ada sejumlah hal yang menyebabkan seseorang mengalami AGA misalnya terkait
dengan peningkatan aktivitas enzim 5α-reductase terutama tipe II, serta jumlah
reseptor dan kadar hormon androgen, yaitu dihydrotestosteron.
Selain dua hal tersebut, masih
ada sejumlah faktor lainnya yang dapat menyebabkan seseorang mengalami pitak
seperti alopesia areata, kebiasaan mencabuti rambut (trichotillomania), dan
lainnya. “Alopesia areata (AA) merupakan bentuk alopesia yang paling sering
ditemukan pada pasien anak. Penyakit ini merupakan autoimmune hair disorder
yang terkait dengan berbagai penyakit lainnya. Area pitak pada AA memiliki pola
berbentuk lingkaran tanpa jaringan parut, dan dapat berkembang menjadi
kebotakan pada seluruh rambut kulit kepala (alopecia totalis) atau pada rambut
seluruh kulit kepala dan tubuh (alopecia universalis),” kata dr. Eyleny.
Lantas, pertanyaan besarnya,
apakah pitak di kepala bersifat permanen atau hanya sementara? Bagaimana cara
mengatasi pitak di kepala untuk mengembalikan penampilan menjadi sempurna
seperti sedia kala?
Pengobatan pitak disesuaikan
dengan tipe dan penyebabnya masing-masing. Dengan perkembangan teknologi
terkini, beberapa kondisi pitak di kulit kepala dapat diperbaiki kondisinya
dengan treatment Hair Regrowth Laser. Treatment Hair Regrowth Laser merupakan
tindakan yang dilakukan dengan mesin Fotona SP Dynamis dengan teknologi
Erbium-YAG SMOOTH mode dengan panjang gelombang 2940 NM.
Dengan sifat non ablative
(tidak mengikis), tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan vaskularisasi
(aliran darah) ke folikel rambut, memicu transisi siklus rambut dari fase
telogen menjadi anagen, sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan folikel rambut
yang baru. Dengan tindakan ini, diharapkan dapat mencegah kerontokan rambut
yang lebih parah (progresif) serta meningkatkan kepadatan dan ketebalan rambut.
Perawatan treatment Hair
Regrowth Laser ini bisa dikerjakan langsung oleh Dermatologist ZAP di ZAP
Premiere dan MEN/O/LOGY by ZAP. Namun, sebelum menjalani perawatan pasien wajib
konsultasi dengan dokter yang akan melakukan tindakan. Namun, pasien hamil,
mengidap HIV/AIDS, SLE atau lupus, vitiligo, infeksi aktif atau peradangan pada
area treatment, epilepsi, mengonsumsi isotretinoin, dan/atau obat-obatan yang berefek
fotosensitif, serta dalam pengobatan kemoterapi tidak dibolehkan untuk
menjalani perawatan ini.
Hanya butuh waktu 45 menit
untuk melakukan treatment hair regrowth laser. Tindakan ini aman, efektif, dan
nyaman dilakukan tanpa atau dengan rasa sakit minimal. Setelah menjalani
perawatan ini, pasien dianjurkan tidak menggosok area treatment, tidak membasuh
area treatment dengan air hangat dan berolahraga berat yang mengakibatkan
keringat berlebih setidaknya selama 2 hari. Kemudian, tidak menggunakan krim malam
atau serum selama 3-5 hari, tidak terpapar sinar matahari langsung, dan
mengikuti anjuran pascaperawatan sesuai instruksi dokter.
Untuk hasil yang maksimal,
pasien dianjurkan untuk mengombinasikan treatment Hair Regrowth Lase dengan
platelet-rich plasma atau PRP yang juga tersedia di ZAP Clinic, ZAP Premiere
dan MEN/O/LOGY by ZAP. Tindakan PRP bertujuan untuk menstimulasi pertumbuhan
rambut, membantu menyehatkan kulit kepala, dan mengurangi kerontokan rambut.
Lebih jauh perawatan ini juga bermanfaat untuk meningkatkan proses regenerasi
jaringan kulit sehingga dapat memperbaiki tekstur kulit seperti luka, bekas
luka, stretch mark, mengurangi proses penuaan, dan dapat mengurangi kerontokan
rambut.
Proses PRP dilakukan dengan
mengambil sedikit darah pasien dengan alat vital injector. Darah kemudian
diolah menjadi plasma darah kaya trombosit yang kandungannya dapat mencapai
5-10 kali lipat konsentrasi normal. Plasma ini mengandung ratusan protein dan
antigen yang ketika diinjeksikan kembali ke kulit kepala pasien akan memberi
nutrisi yang mampu merangsang folikel pertumbuhan rambut secara efektif.
ZAP juga menghadirkan PRP
combo yang menggabungkan microneedling dan vital injector II. Micro needling
merupakan metode perawatan yang memanfaatkan jarum-jarum halus untuk ditusukkan
ke kulit pasien secara kontinu dan konstan dengan kedalaman dan kecepatan
tertentu menggunakan mesin EPN. Sementara, vital injector II adalah alat suntik
yang mengintegrasikan jarum dan vakum sehingga serum yang disuntikkan dapat langsung
masuk ke lapisan kulit.
Perawatan PRP hanya
berlangsung selama 30 menit. Sementara hasilnya dapat terlihat dua minggu
hingga satu bulan setelah perawatan. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna, PRP
dapat dilakukan dua hingga empat minggu
sekali. (Rls)