Bisniscorner.com – Pelayanan dan pencegahan penyakit jantung dewasa ini memerlukan pendekatan multi-disiplin dan komprehensif karena kompleksitas penyakitnya. Untuk itu Eka Hospital menghadirkan Pusat Layanan Jantung dan Pembuluh Darah. MY Cardia merupakan Unit Layanan Jantung & Pembuluh Darah atau Unit Kardiovaskuler yang menawarkan layanan lengkap untuk berbagai kasus gangguan jantung dan pembuluh darah, yang dipimpin langsung oleh DR. Dr. Muhammad Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI yang juga merupakan mantan dokter kepresidenan Republik Indonesia yang hingga saat ini masih dilibatkan.
Salah satu jenis penyakit jantung
yang saat ini semakin meningkat adalah gangguan irama jantung yang dikenal
sebagai aritmia. Aritmia sendiri terdiri dari beberapa jenis mulai dari yang
ringan sampai yang dapat menyebabkan stroke atau kematian mendadak.
Atrial Fibrillasi (AF) adalah
salah satu contoh aritmia yang menyita perhatian para pekerja kesehatan.
Kelainan irama terjadi akibat kekacauan listrik di serambi kiri sehingga darah
tidak dapat dipompa dengan lancar ke bilik kiri. Keadaan ini akan memicu
pembentukan bekuan darah yang dapat memicu stroke fatal. Akibat buruk lain
adalah terjadinya gagal jantung adalah penurunan kualitas hidup dan kematian.
Pasien dengan irama AF memiliki risiko stroke lima kali lebih tinggi dibanding
dengan pasien irama normal.
Faktor risiko terjadinya AF
adalah usia lanjut, darah tinggi, kencing manis, kegemukan, merokok, dan malas
bergerak (sedentary life). Sedangkan faktor penyebab lainnya disebabkan
penyakit jantung katub, penyakit kalenjar tiroid, dan bahkan pada beberapa
keadaan tidak jelas penyebabnya. Diperkirakan terdapat 3 juta pasien AF di
Indonesia dewasa ini.
Gejala yang paling sering
dirasakan pasien adalah berdebar, sesak nafas saat aktivitas, lelah, dan
seringnya pasien AF (sekitar 25%) diketahui setelah mengalami stroke. Stroke
akibat AF biasanya fatal dengan kecacatan yang berat.
Penanganan AF dapat dilakukan
dengan obat-obatan untuk mencegah stroke, mengendalikan laju irama, atau
mengembalikan irama normal. Bila obat-obatan gagal, maka cara lain untuk
menangani AF dengan melalui tindakan ablasi kateter yang menggunakan teknologi
pemetaan tiga dimensi atau 3D mapping system. Teknologi ini sangat baik namun
tetap memiliki kekurangan seperti waktu tindakan panjang (long-procedural time)
sekitar 4 jam. Semakin lama waktu tindakan maka akan meningkatkan risiko
komplikasi dan paparan radiasi baik terhadap pasien maupun tenaga medis.
Saat ini, untuk jenis AF
tertentu, dapat dilakukan prosedur ablasi kateter yang lebih singkat dan
efektif dengan memakai Cryo Ablation Technology. Tehnik ini memakai energi
dingin (cold energy) untuk memutuskan sinyal listrik yang kacau sehingga
menjadi normal Kembali.
“Cryo Ablation Atrial Fibrilasi
umumnya dianggap sebagai pengobatan yang aman dan efektif setelah obat
antiaritmia. Tindakan ini termasuk invasif minimal, artinya tidak perlu membuka
dada atau membuat sayatan besar. Risiko komplikasinya pun sangat kecil, namun
pasien tetap harus berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter terkait prosedur
yang tepat untuk penangangan masalah jantung. Tentunya kita ingin memberikan
layanan terbaik untuk masyarakat”, ungkap DR. Dr. Muhammad Yamin, Sp.JP (K),
Sp.PD, FACC, FSCAI selaku Chairman MY Cardia Eka Hospital. Beliau juga
menegaskan bahwa setelah menjalani ablasi kateter, semua pasien harus tetap
menjalani pola hidup sehat seperti makan makanan berserat, olahraga teratur,
hindari rokok dan alkohol berlebih.
Perlu diketahui bahwa MY Cardia
adalah satu satunya institusi swasta pertama di Indonesia yang memberikan
pelayanan Cryo Ablation di Indonesia. Selain gangguan irama, MY Cardia juga
melakukan prosedur pemasangan Alat Elektronik Kardiak Implant (Cardiac
Implantable Eletronic Device) seperti pacu jantung, Implantable Cardioverter
Defibrillator (ICD) yang berguna untuk pencegahan kematian jantung mendadak,
Cardiac Resynchronization Therapy (CRT/CRT-D) untuk penanganan gagal jantung
dengan pompa lemah, dan Implantable Loop Recorder (ILR) sebuah alat rekam untuk
mendeteksi gangguan irama dalam jangka panjang sampai dengan 3 tahun.
Cakupan layanan unggulan lainnya
seperti pemasangan ring/ stent jantung kualitas tinggi (High Quality
Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty/PTCA), penutupan defek/ bocor
jantung dengan alat, dan operasi katub, kelainan jantung bawaan, dan bedah
pintas koroner.
Dari sisi diagnostic, MY Cardia
juga melakukan pemeriksaan canggih Multislice Computerized Tomography/ MSCT
jantung dan pembuluh darah juga MRI Jantung untuk mendukung pengelolaan
holistik kasus-kasus yang kompleks
Saat ini, Pusat Layanan Jantung
Eka Hospital didukung oleh dokter- dokter profesional yakni: Dr. Ignatius Yansen
Ng, Sp.JP (K), FIHA, Dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP, (K), Dr. Haryadi, Sp.JP (K),
FIHA, Dr. Simon Salim. Sp.PD – KKV, Mkes, AIFO, FINASIM, FACP, FICA., dr. Celly
Anantaria Atmadikoesoemah, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, MMedEd.
“Di Indonesia tidak banyak dokter
spesialis jantung yang juga merupakan konsultan aritmia. Bahkan jumlahnya hanya
berkisar 42 dokter di seluruh Indonesia. Di Eka Hospital, kami memiliki 5
dokter spesialis jantung yang juga merupakan konsultan aritmia. Eka Hospital
juga sudah melakukan lebih dari 100 tindakan ablasi jantung setiap tahunnya.
Tindakan tersebut bisa dilakukan di seluruh cabang Eka Hospital”, tambah drg.
Rina Setiawati selaku Chief Operating Officer (COO) Eka Hospital Grup. (Red)