Bisniscorner.com — Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) hadir di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak sekadar untuk meramaikan perkembangan platform digital. Lebih dari itu, JMSI didirikan dengan niat membantu menciptakan ekosistem pers yang sehat dan profesional, yang dibutuhkan dalam proses pembangunan nasional dan daerah.
Hal itu antara lain
disampaikan Ketua Umum JMSI Teguh Santosa ketika memberikan sambutan dalam
pelantikan Pengurus Cabang JMSI Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, di Gedung
PGRI, Rangkasbitung, Selasa (10/1).
“JMSI harus menjadi instrumen
yang ikut membantu perkembangan dan pembangunan Indonesia, dan khususnya di
sini perkembangan dan pembangunan Kabupaten Lebak. Itu sebabnya di JMSI ada
bidang khusus untuk pengembangan potensi daerah. Alhamdulillah, di JMSI Lebak
bidang itu pun ada,” ujar Teguh Santosa.
Pengurus JMSI Lebak dipimpin
oleh Ketua Aji Rosyad, didampingi Wakil Ketua Enggar Buchori, Sekretaris Imam
Apriyana, dan Bendahara Sahrudin. Selain itu ada juga Ketua Bidang Organisasi
M. Jajang Sahroni, Ketua Bidang Pengembangan Potensi Daerah Sastra Wijaya,
Ketua Bidang Advokasi Hukum Ramog Limbong SH, dan Ketua Bidang Pendataan dan
Verifikasi Moch. Jumri.
Pelantikan dilakukan Ketua
JMSI Banten Wahyu Hariadi. Turut hadir dalam pelantikan Ketua Bidang Sekretariat
JMSI Pusat Ari Rahman dan Sekretaris JMSI Banten Rizki Suhaedi.
Melanjutkan sambutannya, Teguh
mengatakan, dirinya berharap pengelola media siber yang bergabung di JMSI tidak
menganggap bahwa bisnis media hanya sekadar bisnis olah-mengolah rilis dan
berita. Anggota JMSI jangan sampai menjadi “alat pemukul” untuk mendapatkan
kontrak kerjasama dari mitra dan menjadi “tukang semir” untuk mempertahankan
kontrak kerjasama itu.
“Kawan-kawan pemerintah adalah
mitra. Kita jangan sampai tergantung. Justru kita harus bantu agar Lebak yang
pernah mengubah cara pandang kolonial bisa bangkit kembali. Manfaatkan bidang
pengembangan potensi daerah yang ada,” ujarnya.
Teguh menambahkan, ekosistem
pers yang sehat dan profesional membutuhkan perusahaan pers yang mampu tumbuh
sebagai lembaga usaha yang kredibel dan sustainable, serta ruang redaksi yang
memproduksi karya pers yang berkualitas dan dikerjakan secara profesional
mengikuti peraturan perundangan dan kode etik.
Rahim Indonesia Merdeka
Dalam sambutannya Teguh
Santosa juga mengapresiasi peran Lebak dalam perjalanan sejarah bangsa dan
negara Indonesia. Dia menyebut Lebak sebagai rahim Indonesia merdeka. Novel Max
Havelaar yang ditulis Eduard Douwes Dekker yang menggunakan nama pena
Multatuli, telah membuka kesadaran baru di kalangan elit politik Belanda
mengenai dampak dari kolonialisisasi yang mereka lakukan di negeri jajahan
Hindia Belanda.
Multatuli pernah bertugas di
Lebak sebagai Asisten Residen di era 1850an. Novel Max Havelaar ditulisnya di
Belgia tahun 1859 dan diterbitkan sekitar setahun kemudian. Kritik keras dari
seorang mantan pegawai pemerintah di negeri jajahan ini perlahan tapi pasti
mampu mengubah pendekatan Belanda pada negeri jajahan.
“Sepuluh tahun setelah itu
kebijakan tanam paksa dihapuskan, dan di era 1900an dimulailah politik etis
yang memberi kesempatan kepada anak-anak di negeri jajahan untuk menuntut ilmu
baik di Hindia Belanda maupun di Belanda,” ujar Teguh yang juga Dosen Hubungan
Internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Pada perkembangan selanjutnya,
lahirlah kelompok intelektual termasuk wartawan yang perlahan tapi pasti mulai
menenun kesadaran kebangsaan. “Lahirlah era 1908, era 1928, dan era Kemerdekaan
di tahun 1945,” ujar Teguh.
Dia mengatakan, peran Lebak di
masa lalu mesti menjadi modal semangat bagi pengurus JMSI Lebak untuk membangun
Lebak.
Apalagi dalam pelantikan JMSI
Lebak ini, sambung Teguh, tema yang digunakan adalah menjadikan media siber
sebagai lokomotif pembangunan daerah sekaligus pilar utama dan garda terdepan
pengenalan potensi lokal, budaya, pariwisata Kabupaten Lebak untuk mendunia.
Menyempurnakan Pembangunan
Di tempat yang sama Bupati
Lebak Iti Octavia Jayabaya menyambut baik kehadiran JMSI di Lebak. Dia percaya
JMSI hadir untuk ikut menyempurnakan pembangunan di Lebak. Jumlah penduduk
miskin di Lebak memang telah mengalami penurunan di tahun 2021 dari 10,6 persen
menjadi 8,6 persen. Tetapi, katanya, pekerjaan rumah Lebak masih banyak.
Salah satu hal yang patut
dibanggakan, ujar Bupati Iti, Lebak menjadi percontohan pelaksanaan Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah Republik Indonesia (SIPD RI) di Provinsi Banten.
“Mari kita bersinergi,
berkolaborasi. Kita jaga kondusifitas wilayah kita. Sehingga menjadi potensi
pendapatan bagi kita ketika ada investor masuk ke sini memberikan efek
pembangunan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Ini juga upaya
kita untuk megurangi kemiskinan di Kabupaten Lebak,” urainya.
“Kami berterima kasih atas
sinergitas dari teman-teman media yang bergabung di JMSI selama ini,” demikian
Bupati Iti Octavia Jayabaya. (Rls)