Bisniscorner.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan telah menyelesaikan pembangunan Hunian Tetap (Huntap) Tahap I Penanganan Pasca Bencana Gempa Bumi di Cianjur, Jawa Barat yang terjadi pada akhir 2022 lalu. Masyarakat terdampak akan segera menempati 200 unit Huntap Tahap I yang dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektar di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) tersebut.
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan Huntap
Relokasi Tahap I sesuai dengan lahan yang disediakan Pemerintah Kabupaten
Cianjur untuk merelokasi masyarakat terdampak yang tinggal di kawasan zona
merah sesar Cugenang.
“Sesuai dengan lahan yang disediakan
Pemerintah Kabupaten Cianjur, lokasinya di Cilaku sekitar 2,5 Ha dan Mande
sekitar 30 Ha. Warga ini semula tinggal di zona sabuk merah dengan tingkat
kerentanan tinggi terhadap gempa dan gerakan tanah/ longsor. Sangat berbahaya
jika tetap tinggal di zona merah,” ujar Menteri Basuki.
Direktur Jenderal Perumahan
Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan,
Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksana
Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa II berusaha secepat mungkin melaksanakan penanganan
pasca bencana melalui pembangunan Huntap. Sebab, masyarakat terdampak
bencana gempa bumi di Cianjur segera
membutuhkan tempat tinggal yang layak. Terlebih, banyak rumah yang mengalami
kerusakan dengan kategori rusak berat, terutama yang berada di zona merah sesar
Cugenang.
“Kementerian PUPR langsung
bergerak di lapangan dan berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Cianjur untuk mendata sejumlah
infrastruktur dan perumahan masyarakat yang mengalami kerusakan dan perlu
penanganan. Setelah dilaksanakan pendataan, khususnya rumah masyarakat yang
rusak dan berada di jalur sesar Cugenang, akan menjadi zona merah dan tidak
boleh dibangun hunian kembali,” kata Iwan.
Kawasan Relokasi Huntap Tahap
I yang diberi nama Bumi Sirnagalih Damai tersebut spesifikasi bangunannya
menggunakan struktur rumah tahan gempa RISHA, dinding bata ringan dan plester
aci. Rangka atap bangunan menggunakan baja ringan dan penutup atap galvalum.
Sedangkan lantainya menggunakan keramik ukuran 60×60 dengan pintu dan jendela berbahan
UPVC, serta plafon gypsum. Bangunan tersebut dilengkapi pula dengan jaringan
listrik 900 watt dan jaringan air PDAM. Jalan lingkungan juga tersedia dan
dicor beton serta dilengkapi fasilitas balai warga, taman bermain dan
penghijauan serta masjid.
“Pembangunan Huntap Tahap I
ini kami lakukan secepat mungkin dan menjadi bagian dari operasi kemanusiaan
Kementerian PUPR untuk membantu masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Cianjur
sehingga tidak perlu terlalu lama tinggal di tenda pengungsian. Pembangunan
Huntap ini dibangun dengan RISHA selama tiga bulan mulai awal Desember 2022 dan
dapat segera dihuni oleh masyarakat pada awal Maret 2023. Kami juga ingin
masyarakat segera memanfaatkan bangunan ini bersama keluarganya dan memiliki
semangat hidup baru,” harap Iwan.
Salah seorang penerima
bantuan, Imaria (57 tahun) yang dulu tinggal di di Kampung Cisarua RT 1 /RW 4,
Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, mengaku sangat senang karena mendapatkan
bantuan Huntap dari pemerintah. Terlebih, lokasinya sangat strategis dan tidak
jauh dari jalan raya serta sarana transportasi yang mudah.
“Rumah saya dan tetangga juga
rusak dan tanahnya banyak yang amblas. Dari BMKG juga mengatakan kalau lokasi
tersebut menjadi zona merah dan tidak boleh dibangun hunian kembali. Jadi saya
cuma bisa mengucapkan Alhamdulillah dan sangat senang karena mendapatkan rumah
baru dan direlokasi ke Huntap ini,” jelas Imaria saat ditemui di kawasan
relokasi Huntap Tahap I, Kamis (2/3/2023).
Hal senada diungkapkan oleh
Ganjar (39 tahun) yang sebelumnya tinggal di Kampung Rawacina, Desa Nagrak,
Kecamatan Cianjur. Ganjar datang ke kawasan relokasi Huntap Tahap I bersama
anaknya untuk melihat langsung kondisi bangunan yang akan ditempatinya. Ganjar
bersyukur karena setelah tiga bulan tinggal di tenda pengungsian, ia dapat
melihat langsung rumah yang dibangun dengan teknologi rumah tahan gempa RISHA.
“Saya ingin segera pindah dari
tenda pengungsian ke rumah RISHA ini. Bangunannya bagus, rapi dan kokoh.
Warnanya juga cerah serta lingkungannya juga baik, jalannya di cor dan ada
balai warga dan taman untuk anak-anak bermain,” ungkap Ganjar. (Rls)