Bisniscorner.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Indonesia Water Institute menyelenggarakan Sustainable Infrastructure Forum dengan tema “Komitmen Bersama untuk Pengurangan Emisi Karbon dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Berkelanjutan” di Auditorium Kementerian PUPR, Rabu (15/03).
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi
gas rumah kaca sebesar 29% dengan menggunakan seluruh sumber daya sendiri atau
41% dengan dukungan serta kerjasama internasional. Sehingga, dalam mewujudkan
sasaran tersebut sektor konstruksi memainkan peranan penting karena emisi gas
rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas konstruksi cukup signifikan.
“Untuk itu, Kementerian PUPR
berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon melalui penerapan konstruksi
berkelanjutan dan pengembangan infrastruktur hijau yang mensinergikan antara
natural system dan engineered solution,” kata Menteri Basuki dalam sambutannya
yang disampaikan oleh Plt Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko.
Jarot menambahkan,
implementasi konstruksi berkelanjutan dapat dilakukan dengan mengutamakan
produk lokal, unggulan, dan ramah lingkungan. Sebagai langkah konkrit,
diterbitkan Instruksi Menteri PUPR Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penggunaan Non
Ordinary Portland Cement (Non-OPC) pada Pekerjaan Konstruksi di Kementerian
PUPR. Sebab, penggunaan semen Non-OPC dapat berkontribusi dalam penurunan emisi
karbon serta meningkatan akurasi spesifikasi material semen sesuai peruntukan
pekerjaan konstruksi.
Jarot juga menambahkan, Saat
ini, Kementerian PUPR mendapat tugas besar untuk membangun infrastruktur Ibu
Kota Nusantara (IKN) yang mengusung konsep Smart Forest City. Dalam membangun
IKN, Kementerian PUPR juga memanfaatkan inovasi teknologi yang mendukung upaya
penurunan emisi karbon dan zero waste.
“Upaya penurunan emisi karbon
dan zero waste tersebut meliputi Integrated Urban Water Management (IUWM)
dengan mengelola sistem tata air perkotaan, Smart Water Management System
terkait penyelenggaraan penyediaan air minum, daur ulang grey water, serta sistem
pemanenan air hujan yang penggunaannya dapat dipantau menggunakan aplikasi, dan
Waste Management Flow dengan mengelola sampah dan limbah di IKN menggunakan
Konsep pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle),” jelas Jarot.
Deputi Bidang Transformasi
Hijau dan Digital Otorita IKN Muhammed Ali Berawi yang juga hadir sebagai
narasumber mengatakan, pembangunan IKN memberikan opportunity bagi teknologi
konstruksi berkelanjutan di Indonesia. “Pembangunan IKN merupakan momentum
penting dalam konstruksi. Kita akan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi,
sumber daya alam dan resource lokal sehingga IKN akan benar-benar menjadi kota
yang green, smart, inclusive, resilient, dan sustainable,” jelas Ali.
Terakhir, Jarot menegaskan
kembali bahwa kunci penyelenggaraan
konstruksi berkelanjutan adalah Kolaborasi Pentahelix antar pemangku
kepentingan yang terdiri dari Pemerintah, Dunia Usaha, Masyarakat, Akademisi
dan Media.
“Untuk itu, kita perlu bekerja
keras dan bekerja sama untuk menyukseskan agenda besar ini, dengan cara
mensosialisasikan, mengembangkan, dan mensinergikan pemakaian material
konstruksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tandas Jarot.
Turut hadir dalam kegiatan
tersebut, Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto, Direktur Jenderal
Pembiayaan Infrastruktur Herry Trisaputra Zuna, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang
Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, serta Staf Ahli
Menteri Bidang PUPR Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali. (Rls)